Minggu, 17 April 2016

13 KEUTAMAAN & PAHALA BAGI ISTRI SHOLEHAH


1.      Bila seorang suami pulang kerumah dalam keadaan gelisah dan tidak tentram, kemudian sang istri menghiburnya, maka ia akan mendapatkan setengah dari pahala jihad.
2.      Wanita yang hamil sampai ia melahirkan anak, maka Allah Swt. akan memberikan pahala kepadanya bagaikan pahala berpuasa di siang hari dan sholat sepanjang malam.
3.      Seorang wanita yang meninggal dunia pada masa 40 hari setelah ia melahirkan anak, maka ia akan mendapatkan pahala syahid.
4.      Jika seorang anak menangis pada malam hari dan ibunya tidak memarahinya, dan bahkan membujuknya, maka ibu itu akan mendapat pahala ibadah.
5.      Seorang wanita yang melahirkan akan mendapatkan pahala 70 tahun sholat sunnat dan puasa, dan setiap kesakitan yang di alaminya ketika melahirkan akan mendapat pahala haji yang mabrur.
6.      Seorang wanita yang tidak dapat tidur pada malam hari karena mengurus anaknya yang sakit atau demam, maka Allah Swt. akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala memerdekakan 20 orang hamba sahaya.
7.      Wanita yang tidak dapat tidur pada waktu malam karena menyusui anaknya, Allah Swt. akan mengampuni dosa-dosanya dan di beri pahala 12 tahun ibadah.
8.      Jika istri menyediakan makan dan suami memakannya, maka hal tersebut lebih baik dari mengerjakan haji/umrah.
9.      Junub istri karena melayani suami lebih baik dari qurban 1000 kambing.
10. Tidak akan putus pahala istri yang siang malam menggembirakan suami.
11. Wanita yang menjaga kehormatannya dan taat pada suami maka dapat masuk pintu syurga dari arah yang disukainya.
12. Jika wanita memandang yang baik dan harmonis kepada suami hal tersebut sama dengan dzikir.
13. Hamil istri adalah syahid dan khidmat dan suaminya adalah jihad.

INSPIRASI PLATO

Shabat, Filsuf yunani kuno Plato, mengatakan:” Di dalam negara terdapat tiga golongan. Pertama, golongan penjamin nafkah. Golongan ini berperan menyediakan hidup manusia. Yang termasuk golongan ini adalah para petani, tukang, pedagang, buruh, pengemudi dan pelaut. Kedua, golongan penjaga. Golongan ini berperan menjaga dan mengatur golongan pertama agar tidak hanya memikirkan kepentingannya. Maka, golongan ini harus mengabdi sepenuhnya pada kepentingan umum. Ketiga, pemimpin. Pemimpin negara yang baik adalah seorang filsuf-raja atau raja-filsuf.” Maka kesimpulan dari ketiga golongan tersebut plato menginginkan untuk saling bekerja sama dan saling mengisi. Sehingga terwujudlah cita-cita ideal akan terciptanya keadilan yang lahir dari sosok pemimpin. Tentunya pemimpin yang mampu mengenali ide atau hakikat dibalik realitas indrawi yang terkadang mudah berubah atau bahkan menipu. Serta mampu memimpin masyarakat pada ide tertinggi, yakni ide yang baik dan jauh dari kejahatan nafsu serta bebas dari rasa pamrih. Sehingga dengan cara itu keadilan benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.  

#Inspirasi.gagasan.Plato