Kamis, 01 Oktober 2015

REVIEW DARI BUKU “PENGANTAR ILMU SEJARAH”


Hal yang menarik menurut pembaca dari buku ini adalah tujuan sejarah ialah mempelakari hal-hal yang unik, tunggal, dan ideografis. Juga mengupas bahwa sejarah itu diakronis, memanjang dalam waktu dan sejarahpun  mementingkan sebuah proses.
Ketebalan buku ini yaitu 189 halaman yang ditulis oleh “Kuntowijoyo” (1943-2005) beliau adalah seorang sejarawan, pengamat budaya, serta pengarang novel dan sajak. Beliau lahir di Sorobayan, bantul, Yogyakarta, pada september 1943.
Latar Belakang Pendidikan penulis: tamtan dari S1 di jurusan sejarah fakultas sastra dan kebudayaan (kini, Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Gajah Mada (UGM, 1969); melanjutkan kuliyah di The Universitas of Connecticut USA (M.A,. American Studies, 1974), dan di columbia University sampai meraih gelar ph.D Ilmu Sejarah (1990) dengan disertasi berjudul “Social Change in an Agrarian Societ: Madura 1850-1940”.
Karir Akademik: Berprofesi sebagai dosen jurusan sejarah di UGM sejak 1970 hingga akhir hayatnya, 22 februari 2005. Jabatan guru besar ilmu sejarah pada fakultas ilmu budaya UGM diterimanya pada 2001 dengan pidato pengukuhan yang berjudul “Periodisasi Sejarah Kesadaran Keagamaan Umat Islam Indonesia: Mitos, Idiologi, Dan Ilmu” (21 juli 2001).
BAB I: Sejarah (dari bahasa arab syajara, yang berarti “terjadi”, syajarah berarti “pohon”, syajaah an-nasab berarti “pohon silsilah”; bahasa inggris History; bahasa latin dan historia; bahasa yunani histor atau istor yang berarti “orang pandai”). Istilah yang memakai kata sejarah itu terbagi menjadi 2 macam, yaitu: (1) yang terjadi diluar manusia (sejarah objek). (2) terjadi sepengetahuan manusia (sejarah subjek). Sejarawan beruntung karena 2 hal, yakni: (1) pencatatan itu berarti bahwa peristiwa yang terjadi tidak dilupakan begitu saja (2) adanya penulisan sejarah akan meringankan tugasnya sejarawan dalam menulis sejarah bangsa. Akan tetapi pekerjaan itu perlu disemprnakan. Seorang peneliti sejarah dan penulis sejarah mengatakan bahwa sejarah yang baik diperlukan imajinasi, satu hal langka dari mereka dengan latar belakang pendidikan.
v Pengertian sejarah secara negatif:
ü sejarah bukanlah mitos dalam bahasa yunani mytos berarti “dongeng”. Sama-sama menceritakan masa lalu, sejarah berbeda dengan mitos. Mitos menceritakan masa lalu dengan (1) waktu yang tidak jelas, dan (2) kejadian yang tidak masuk akal orang masa kini. Mitos bersamaan dengan nyayian, mantra syair, dan pepatah termasuk tradisi lisan tradisi itu bisa menjadi sejarah, asal ada sumber sejarah lain.
ü Sejarah juga bukan filsafatlah filsafat sejarah sebagai ilmu dapat terjatuh sebagia tidak ilmiah bila berhubungan dengan filsafat (1) sejarah dimoralkan dan (2) sejarah sebagai ilmu yang kongkrit dapat menjadi filsafat yang abstrak.

v Pengertian sejarah sebagai positif:
ü Sejarah sebagai ilmu tentang manusia, sejarah hanya bercerita tentang manusia. Akan tetapi juga bukan cerita tentang masa lalu manusia secara keseluruhan.
ü Sejarah ialah ilmu tentang waktu, sejarah membicarakan masyarakat dari segi waktu. Jadi, sejarah ilmu tentang waktu. Dalam waktu itu sendiri terjadi 4 hal, yaitu: (1) perkembangan (2) kesinambungan (3) pengulangan dan (4) perubahan. Agar setiap waktu dapat dipahami, sejarah membuat pembabakan waktu atau periodisasi maksudnya ialah supaya setiap babak waktu menjadi jelas ciri-ciriny, sehingga mudah dipahami. Misalnya, sejarah indonesia biasanya dapat dibagi keldalam 4 periode, yaitu: prasejarah, zaman kuno, zaman islam, dan zaman modern.
Walhasil, sejarah adalah rekonstruksi masa lalu kata seorang sejarawan amerika, sejarah itu ibarat orang naik kereta menghadap kebelakang. Ia dapat melihat kebelakang. Ia dapat melihat kebelakang, kesamping kanan, samping kiri. Satu-satunya kendala ia tidak bisa melihat kedepan.

BAB II: Sejarah itu berguna secara intrik dan ekstrinsik. Secara intrik, sejarah itu berguna sebagai pengetahuan. Seandainya sejarah tidak ada gunanya secara ekstrinsik, yang berarti tidak ada sumbangan. Diluar dirinya, cukuplah dengan nilai-nilai intrinsiknya.
v Guna intrinsik: setidaknya ada 4 guna sejarah secara intrinsik, yaitu: (1) sejarah sebagai ilmu (2) sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau (3) sejarah sebagai pernyataan pendapat dan (4) sejarah sebagai profesi.
v Guna ekstrinsik: secara umum sejarah mempunyai fungsi pendidikan, yaitu: sebagai pendidikan (1) moral (2) penalaran (3) politik (4) kebijakan (5) perubahan (6) masa depan (7) keindahan (8) ilmu bantu. Selain sebagai pendidikan, sejarah juga berfungsi sebagai  (9) latar belakang (10) rujukan dan (11) bukti.
BAB III: Sejarah penulisan sejarah (historiografy) Eropasekalipun tidak ada penulisan sejarah di tempat lain. Peradaban lain, seperti india, tiongkok, islam, dan indonesia juga mempunyai sejarah penulisan sejarah. Hanya karena sejarah modern selama ini dianggap berasal dari eropa, maka sejarah histografi Eropa yang paling sering dibicarakan. Selian itu, juga menunjukkan pengertian pendekatan, pendekatan retorika, pendekatan sejarah kritis, dan pendekatan ilmu sosial.
 Sejarah histografi Eropa akan dilihat sebagai gejala yang terikat oleh waktu (time bound) dan terikat oleh kebudayaan (culture boud) zamannya. Contohnya seperti:
ü zaman yunani romawi, zaman kristen awal dan zaman pertengahan
ü abad ke-16: zaman resaisans, reformasi, dan kontra reformasi
ü abad ke-17: zaman penemuan daerah baru
ü  abad ke-18: zaman resionalisme dan pencerahan
ü abad ke-19: zaman romantisisme, nasionalisme, dan liberalisme
ü akhir abad ke-19 dan abad ke-20: sejarah kritis dan sejarah baru.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar