Hal yang menarik menurut pembaca dari buku ini adalah
tujuan sejarah ialah mempelakari hal-hal yang unik, tunggal, dan ideografis.
Juga mengupas bahwa sejarah itu diakronis, memanjang dalam waktu dan
sejarahpun mementingkan sebuah proses.
Ketebalan buku ini yaitu 189 halaman yang ditulis oleh
“Kuntowijoyo” (1943-2005) beliau adalah seorang sejarawan, pengamat budaya,
serta pengarang novel dan sajak. Beliau lahir di Sorobayan, bantul, Yogyakarta,
pada september 1943.
Latar Belakang Pendidikan
penulis: tamtan dari S1 di
jurusan sejarah fakultas sastra dan kebudayaan (kini, Fakultas Ilmu Budaya) Universitas
Gajah Mada (UGM, 1969); melanjutkan kuliyah di The Universitas of Connecticut
USA (M.A,. American Studies, 1974), dan di columbia University sampai meraih
gelar ph.D Ilmu Sejarah (1990) dengan disertasi berjudul “Social Change in an
Agrarian Societ: Madura 1850-1940”.
Karir Akademik: Berprofesi sebagai dosen jurusan sejarah di
UGM sejak 1970 hingga akhir hayatnya, 22 februari 2005. Jabatan guru besar ilmu
sejarah pada fakultas ilmu budaya UGM diterimanya pada 2001 dengan pidato
pengukuhan yang berjudul “Periodisasi Sejarah Kesadaran Keagamaan Umat Islam Indonesia:
Mitos, Idiologi, Dan Ilmu” (21 juli 2001).
BAB I: Sejarah (dari bahasa arab syajara, yang berarti “terjadi”, syajarah
berarti “pohon”, syajaah an-nasab berarti “pohon silsilah”; bahasa inggris
History; bahasa latin dan historia; bahasa yunani histor atau istor yang
berarti “orang pandai”). Istilah yang memakai kata sejarah itu terbagi menjadi
2 macam, yaitu: (1) yang terjadi diluar manusia (sejarah objek). (2) terjadi
sepengetahuan manusia (sejarah subjek). Sejarawan beruntung karena 2 hal,
yakni: (1) pencatatan itu berarti bahwa peristiwa yang terjadi tidak dilupakan
begitu saja (2) adanya penulisan sejarah akan meringankan tugasnya sejarawan
dalam menulis sejarah bangsa. Akan tetapi pekerjaan itu perlu disemprnakan. Seorang
peneliti sejarah dan penulis sejarah mengatakan bahwa sejarah yang baik
diperlukan imajinasi, satu hal langka dari mereka dengan latar belakang
pendidikan.
v Pengertian
sejarah secara negatif:
ü sejarah bukanlah mitos dalam bahasa yunani mytos berarti “dongeng”. Sama-sama
menceritakan masa lalu, sejarah berbeda dengan mitos. Mitos menceritakan masa
lalu dengan (1) waktu yang tidak jelas, dan (2) kejadian yang tidak masuk akal
orang masa kini. Mitos bersamaan dengan nyayian, mantra syair, dan pepatah
termasuk tradisi lisan tradisi itu bisa menjadi sejarah, asal ada sumber
sejarah lain.
ü Sejarah juga bukan filsafatlah filsafat sejarah sebagai
ilmu dapat terjatuh sebagia tidak ilmiah bila berhubungan dengan filsafat (1)
sejarah dimoralkan dan (2) sejarah sebagai ilmu yang kongkrit dapat menjadi
filsafat yang abstrak.
v Pengertian
sejarah sebagai positif:
ü Sejarah sebagai ilmu tentang manusia, sejarah hanya
bercerita tentang manusia. Akan tetapi juga bukan cerita tentang masa lalu
manusia secara keseluruhan.
ü Sejarah ialah ilmu tentang waktu, sejarah membicarakan
masyarakat dari segi waktu. Jadi, sejarah ilmu tentang waktu. Dalam waktu itu
sendiri terjadi 4 hal, yaitu: (1) perkembangan (2) kesinambungan (3)
pengulangan dan (4) perubahan. Agar setiap waktu dapat dipahami, sejarah
membuat pembabakan waktu atau periodisasi maksudnya ialah supaya setiap babak
waktu menjadi jelas ciri-ciriny, sehingga mudah dipahami. Misalnya, sejarah
indonesia biasanya dapat dibagi keldalam 4 periode, yaitu: prasejarah, zaman
kuno, zaman islam, dan zaman modern.
Walhasil, sejarah adalah
rekonstruksi masa lalu kata seorang sejarawan amerika, sejarah itu ibarat orang
naik kereta menghadap kebelakang. Ia dapat melihat kebelakang. Ia dapat melihat
kebelakang, kesamping kanan, samping kiri. Satu-satunya kendala ia tidak bisa
melihat kedepan.
BAB
II: Sejarah itu berguna secara intrik dan
ekstrinsik. Secara intrik, sejarah itu berguna sebagai pengetahuan. Seandainya
sejarah tidak ada gunanya secara ekstrinsik, yang berarti tidak ada sumbangan.
Diluar dirinya, cukuplah dengan nilai-nilai intrinsiknya.
v Guna intrinsik: setidaknya ada 4 guna sejarah secara
intrinsik, yaitu: (1) sejarah sebagai ilmu (2) sejarah sebagai cara mengetahui
masa lampau (3) sejarah sebagai pernyataan pendapat dan (4) sejarah sebagai
profesi.
v Guna ekstrinsik: secara umum sejarah mempunyai fungsi
pendidikan, yaitu: sebagai pendidikan (1) moral (2) penalaran (3) politik (4)
kebijakan (5) perubahan (6) masa depan (7) keindahan (8) ilmu bantu. Selain
sebagai pendidikan, sejarah juga berfungsi sebagai (9) latar belakang (10) rujukan dan (11)
bukti.
BAB
III: Sejarah penulisan sejarah (historiografy) Eropasekalipun tidak ada
penulisan sejarah di tempat lain. Peradaban lain, seperti india, tiongkok,
islam, dan indonesia juga mempunyai sejarah penulisan sejarah. Hanya karena
sejarah modern selama ini dianggap berasal dari eropa, maka sejarah histografi
Eropa yang paling sering dibicarakan. Selian itu, juga menunjukkan pengertian
pendekatan, pendekatan retorika, pendekatan sejarah kritis, dan pendekatan ilmu
sosial.
Sejarah histografi
Eropa akan dilihat sebagai gejala yang terikat oleh waktu (time bound) dan terikat oleh kebudayaan (culture boud) zamannya. Contohnya seperti:
ü zaman yunani romawi, zaman kristen awal dan zaman
pertengahan
ü abad ke-16: zaman resaisans, reformasi, dan kontra
reformasi
ü abad ke-17: zaman penemuan daerah baru
ü abad ke-18: zaman
resionalisme dan pencerahan
ü abad ke-19: zaman romantisisme, nasionalisme, dan
liberalisme
ü akhir abad ke-19 dan abad ke-20: sejarah kritis dan sejarah
baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar