Siapa yang secara ekslusif
dapat di golongkan sebagai pahlawan...? Pejuang petro dolar, pemangku
kebijakan, atau orang-orang yang benar-benar mengorbankan dirinya untuk kepentingan bangsa. Pen'talbis'an
gelar pahlawan bukanlah sesuatu yang sepektakuler. Standarisasi yang tidak baku
dalam pentalbisan gelar tersebut terhadap seseorang, menjadikan gelar itu
terasa 'semu' seperti bukan sebuah penghargaan yang sengaja di anugrahkan oleh
negara.
Sadar tidak sadar. Sejarah
adalah milik penguasa. Dari suku mana, ras nana, agama mana yang berkuasa maka
sejarah mereka lah yang akan selalu di angkat dan terus di kenang oleh
masyarakat yang lambat laun semakin hilang daya kritis dan nalarnya, atau
sederhananya masyarakat yang BODOH. Begitu juga nomenklatur 'pahlawan'. Hemat
saya masih sangat abstrak, sarat maksud dan yang pasti 'gak jelas arahnya'.
Kategori pahlawan yang seperti apa yang layak mendapat tambahan gelar
"Pahlawan Nasional". Pahlawan yang seperti soekarno, hatta,
soedirman, mbah hasyim, mbah wahid, gusdur atau soeharto, habibi, atau bahkan
nanti gayus tambunan bisa dijadikan sebagai pahlawan nasional atas jasanya
menyadarkan khalayak, akan krusialnya lembaga perpajakan. lagi-lagi 'sejarah
adalah milik penguasa'.
Yang sangat ironis,
akhir-akhir ini soeharto di canangkan sebagai tokoh yang akan mendapat gelar
pahlawan nasional dengan jasa-jasanya. Sedangkan Kyai Abbas dari pesantren
cirebon yang memiliki peran sangat sentral dalam peperangan 10 November tidak
di 'gubris' bahkan di 'lihat' pun tidak.
Peran sentral yang di emban Kyai Abbas tercermin dalam ujaran mbah Hasyim Aysari " kita tidak akan memulai peperangan sebelum ada kyai cirebon datang" rombongan kyai abbas lah yang dimaksud mbah hasyim. Kalau kita sadar, kita akan satu sependapat untuk mengatakan bahwa kedatangan Kyai Abbas merupakan tonggak dimualinya peperangan 10 November yang sekarang sedang diperingati sebagai hari pahlawan.
Lalu faktor X apa yang menjangkiti penguasa pada saat itu dan sekarang, sehingga terasa berat untuk memberikan gelar 'Pahlawan Nasional' kepada kyai Abbas, apa faktor Xnya karena alasan beliau berasal dari kalangan pesantren ? Atau ada faktor XXX yang lainnya?
Ketika kita coba untuk menelaah ribuan bendel dokumen kemerdekaan, kita akan terpana melihat ribuan bahkan jutaan pahlawan kemerdekaan berasal dari kalangan kyai dan santri. Namun, mungkin degan alasan pemarginalan kaum santri, agar santri tidak mampu untuk berkarir di kancah nasional dan internasional ? Atau santri harus membuang identitas santrinya terlebih dulu untuk bisa diterima lebih mudah di kancah nasional?. Nalar logika macam apa seperti ini. Namun memang sekali lagi 'sejarah adalah milik penguasa'.
Sekalipun penulis sadar.
Bahwa kyai abbas tidak berharap sedikitpun terhadap gelar kepahlawanan. Karena
bagi beliau kemerdekaan dan perdamaiaan adalah segalanya. Akan tetapi ' SEJARAH
ADALAH MILIK PENGUASA'. Seenak-enaknya dia menentukan seseorang sebagai
pahlawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar