Rabu, 25 November 2015

WAKTU TERBAIK SEORANG HAMBA

Sebaik-baik saat dalam hidup kita adalah saat dimana kita merasa sangat membutuhkan Allah. Ketika kita merasakan tidak berdaya, tidak berarti apa-apa. Sesungguhnya, itulah saat terbaik seorang hamba.
Maka, jika ada yang bertanya, apakah rezeki yang paling besar? Jawabannya adalah ketika kita diberikan taufik, menjadi orang yang merasa tidak berada dimata Allah. Orang seperti ini merasa segala ilmu, pengalaman, kemuliaan yang boleh jadi didapatkannya, tidak berarti apa-apa disisi Allah. Yang ada hanyalah rasa malu kepada Allah.
Sebaliknya, ketika kita merasa bisa, merasa mampu menganggap diri memiliki ilmu, pengalaman, amal soleh, maka itulah yang membuat hijab kita terhalang dari pertolongan Allah.
Karenanya, saat paling mustajabnya do’a adalah ketika kita mengaku tidak berdaya apa-apa, hina, kotor, bahkan merasa tidak mempunyai kebaikan sedikit pun yang bisa dipersembahkan kepada Allah. Sekaligus, ia juga mengakui karunia Allah yang sangat besar, banyak, tak terhitung senantiasa dilimpahkan kepadanya. Sejatinya, pada waktu seperti itulah saat terbaik seorang manusia.     
Dan jika tidak, jika merasa diri memiliki semuanya, Allah akan memberikan “bonus” yang akan menyadarkan dirinya. Pertama, akan dicabut ketenangan hati dari diri. Selalu resah dan gelisah. Tidak pernah tenang menghadapi apapun. Bagaimana orang seperti ini akan menikmati hidup?
Bonus kedua, setiap menghadapi sebuah masalah, akan berubah masalah baru, atau masalah lainnya yang juga pelik. Segala upaya yang dikerahkan untuk menyelesaikan masalah tidak berhasil, karena tidak dituntut Allah. Sungguh menyedihkan orang seperti ini. Hidupnya tidak pernah tenang karena tidak bisa meyelesaikan masalahnya.
Jadi, bila ingin menikmati hidup bahagia, belajarlah terus merendahkan diri dihadapan Allah. Merasa diri tidak memiliki apapun, semuanya hanya titipan yang sewaktu-waktu bisa serta merta diambil Allah. Dan juga harus merasa dihina, banyak melakukan dosa dan tidak memiliki amal soleh. Sehingga senantiasa menjadi motivasi untuk terus beramal terbaik. Itulah, saat terbaik seorang hamba yang sesat disukai Allah. Kalau sudah demikian, pasti akan tersingkap hijab seorang hamba dan Allah. Niscaya hanya kebahagiaan hidup yang akan dibanggakan seorang hamba itu. Semoga kita dimampukan Allah menjadi orang yang senantiasa malu, merunduk kepada Allah. Sangat malu, tidak ada apa-apanya. Karena, tidaklah ada orang yang merendahkan diri dan hatinya kecuali akan diangkat derajatnya oleh Allah, Insyallah.

Sumber: Swadaya.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar